Notification

×

Iklan

Iklan

MEREKA ADA DISEKITAR KITA ; MENELISIK JAMAAH MUHAMMADIYAH JAWA BARAT

Sabtu, 07 Januari 2023 | Januari 07, 2023 WIB Last Updated 2023-01-08T05:47:18Z

Muhammadiyah

PostingMu.com
- Muktamar telah usai, gegap gempita kota Solo propinsi Jawa Tengah sebagai tuan rumah sudah usai juga, jejak mereka tersimpan “abadi” di chanel youtube TV Muhammadiyah. Ya! Itulah pembeda muktamar Muhammadiyah Solo-Surakarta dengan beberapa muktamar sebelumnya. “jejak digital” bisa, mudah, gampang dan dapat ditemui di dunia maya cyber. Kegembiraan muktamar pun telah usai maka mari kita “kembali” pada kegiatan terdekat dengan kita sesuai domisili masing-masing yakni Musyil, Musyda dan Musycab. 


Khusus di PWM Jawa Barat, hiruk pikuk musywil hampir sama relatif tidak jauh dengan menjelang muktamar, “rapat” sini, “pertemuan “situ” dan berbagai ajang “silaturahmi”. Namanya “silaturahmi” esensinya “suksesi” kiranya itu sebuah fakta  yang dapat dijelasakan menjelang musywil-musyda Muhammadiyah se Indonesia. “Yaaaa sudah lah” memang lazimnya seperti itu roda organisasi harus berputar, estapeta kepemimpinan di lingkungan persyarikatan Muhammadiyah harus berlanjut singkat kata “roda organisasi” tetap berjalan pada rel rumusan utama sebagai organisasi tajdid  yakni “amal makruf nahyi mungkar”. 


Pertanyaan klasik yang kerap kali muncul yakni posisi “dimana kader” ? hampir satu dasawarsa pertanyaan itu senantiasa menjadi pertanyaan berulang-ulang selau ada pada arena permusyawaratan  Muhammadiyah dari tingkat pusata, wilayah, daerah, cabang dan ranting. Pertanyaan berikutnya “dimanakah mereka?”, tanpa harus mengerut dahi langsung jawabannya “mereka ada disekiat kita”. Kok bisa “mereka ada disekita kita”, ya jawabnya “bisa” asal kita “bisa”. Ya asal “kita bisa” itulah jawaban dan solusi pengkaderan yang ada di Muhammadiyah “Jawa Barat”. 


Permasalahan kader dan kaderisasi bukan ada pada mereka ada dimana tapi “kita mau apa?”. Sekiranya ada roadmap jelas dan terukur, maka pertanyaan tersebut tidak muncul. Betul, “kita mau apa dan bagaimana langkah-langkahnya” itulah pertanyaan besar yang mesti di jawab oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat semestinya, tidak ketinggalan segenap pengurus dan majlis yang ada disekitarnya. 


Mengapa harus muncul pertanyaan itu “kita mau apa” sejatinya lumbung kader Muhammadiyah ada di sekitar kita yakni Daerah-Cabang-Ranting-AUM. Ya itulah mereka, “kader” yang sejatinya menjadi amunisii efektif untuk menggerakan Muhammadiyah pada jalur sesungguhnya “amar makruf nahyi munkar”. 


Integrasi program kerja antar majlis, ortom dan induk persyarikatan itulah kata kunci untuk menemukan “dimana mereka” berada. Gerakan tersebut di formulasi menjadi Gerakan Jamaah dan Dakwah Jamaah (GJDJ), sekalipun sangat mungkin sudah dianggap tidak “seksi” dan tidak menarik lagi di tengah gempuran era digital Artificial Intelegen berbasis ICT. 


Nampaknya saat ini orang-orang sibuk menghayati perkembangan teknologi 4.0 yang akan segera menjadi 5.0 menurut mereka. Kalo “Ceuk Mimin Mah” bisaa wae lah ga seperti gerakan Dahlan yang bisa merubah kontruksi social diawal berdirinya Muhammadiyah saat itu. 

GJDJ setidaknya memberi acuan pada kita bagaimana optimalisasi dakwah persyarikatan agar terbentuk komunitas kader yang militan di tingkat wilayah hingg ranting Muhammadiyah. Tiap  hari beberapa aktifiis kita berkhidmat untuk menjalankan AUM, maka disitu sebetulnya ada lumbung kader yang bisa digali dan di manfaatkan hingga mejnjadi “kader inti dan militan”. 


Setidaknya ada tiga unsur terdapat dalam AUM, baik unsur karyawan, pengurus, dan warga jamaah amal usaha. Sebut saja sekolah, maka di situ ada tiga level pimpinan yang secara tidak langsung yakni pengurus Wilayah, Daerah, Cabang Muhammadiyah yang terikat menjadi karyawan (direktur/kepala sekolah-staf), serta jamaah di luar penggerak amal usaha yaitu (

pasien dan agau juga orang tua wali, maka itu lah yang di kelompok jamaah. 


Maka “maindstream” pengurusan, tata kelola organisasi, harus menjadi hal utama. Bagaimana Muhamamdiyah merumuskan gerakan dakwahnya sebagai induk organsiasi. Serta AUM sebagai basis gerakan dakwahnya di “INPUT” dalam kegiatan dakwah persyarikatan di tiap levelnya. Baik AUM tingkat Cabang hinga AUM tingkat Wilayah. 


Paradigma AUM sebagai pusat kaderisasi adalah penting di camkan olehg seluruh pengurus Muhammadiyah di tiap levelnya. GJDJ memberi panduan bagaimana Muhammadiyah dan AUM (karyawan dan jamaahnya) bersama-sama di gerakan menjadi lumbung dakwah yang masif. 

Itulah yang di maksud penulis sebvagai “mereka ada disekitar kita”. 


Selanjutnya tantangan kepemimpinan Muhammadiyah kedepan bagimana menjadikan AUM sebagai penggerak secara bersama untuk berdakwah peryarikatan dengan konsep dan model GJDJ. Dari situlah buah akan kita dapat yakni “kader” militan dari pembinaan pengajian yang dikelola secara struktural. Buah kerjasama antara Muhammadiytah-AUM yang ada di setiap levelnya. Peran PWM  memberi panduan gerakan dakwah “kaderisasi” yang mempu mensinergikan GJDJ disetiap level pimpinan Muhammadiyah. 

Kembali ke “Cabang-Ranting” dan jamaah yang ada di aum termasuk orang tua siswa (dalam kontek sekolah), itu lah tema utama yang perlu di perkuat di  Musywil Muhammadiyah 2023 di Cirebon kali ini. Sekali lagi para kader sebenarnya “mereka ada disekita kita”. 

 Walohualam bisshawab


By. wargamu_jabar.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Iklan

×
Berita Terbaru Update