Liburan Sekolah, Bahagia Bersama Keluarga!

Liburan Sekolah, Bahagia Bersama Keluarga!

Oleh : Ace somantri

PostingMu.com - Setiap akhir semesteran atau catur wulan kala itu tahun 80-a bagi yang pernah mengalami, kalau tidak salah sejak tahun 90-an berlaku semester dalam tahun ajaran sekolah, setiap akhir belajar setengah tahun ajaran para peserta didik libur setelah ujian akhir selesai. Padahal, stigma itu sudah menjadi tradisi dalam dunia sekolah di Indonesia sejak dahulu kala. Liburan sekolah menjadi sesuatu yang di nanti bagi siapapun yang masih berstatus pelajar di berbagai tingkatan satuan pendidikan, baik sekolah anak usia dini hingga mahasiswa masuk usia dewasa. Hal di nanti sebenarnya bukan semata berhenti belajar selamanya, melainkan waktu proses belajar yang selama ini menjemukan untuk cooling down sementara beberapa hari. Saat itulah para pelajar menantinya, sebaiknya para penggerak pendidikan di sela-sela liburan semesteran untuk mengevaluasi model dan pola pembelajaran terhadap peserta didik. Hal itu penting karena faktanya rata - rata peserta didik mengalami kejenuhan dan kejemuan, karena di cenderung tepaksa harus mengikuti berbagai aturan yang menekan dan kurang membebaskan. 

Hakikatnya rehat dari aktifitas belajar setiap saat ada waktunya, hanya secara psikologis waktu libur bersamaan pada akhir semester baik ganjil ataupun genap memiliki nuansa lain, berbeda dengan libur pekanan atau libur insidental. Malah bagi siswa yang suka bolos lebih menyenangkan karena waktunya lebih lama untuk memenuhi hasrat nafsu mengisi waktu liburannya. Ada sisi lain yang di sadari oleh semua, baik seorang pelajar atau orang tua waktu istirahat masa liburan sebaiknya di gunakan untuk mengisi aktifitas kegiatan yang bermanfaat yang menambah kemampuan skill plus yang tidak di dapatkan dari sekolah, atau minimal meningkatkan wawasan dari apa yang sudah di dapatkan di sekolah. Sangat mungkin hal itu di perbuat, entah itu kursus-kursus kebahasaan, pesantren kilat dan atau kursus keterampilan lain yang di dapat dalam waktu singkat dan cepat. 

Kebahagian masa liburan memiliki makna tersendiri, selain bahagia berkumpul dengan keluarga dalam waktu yang panjang namun juga ada sisi lain kadang membuat sebagian orang kurang menyenangkan yaitu para pedagang makanan dan minuman di lingkungan sekolah, pasalnya aktifitas usaha untuk menyambung hidupnya harus berhenti dalam waktu cukup panjang. Sekalipun hanya sepekan lebih, apalagi satu bulan kala libur akhir tahun ajaran, hal itu kadang membuat kalangkabut anggaran belanja dapur keluarganya bagi para pedagang di sekolah. Itulah pentingnya setiap orang harus mampu mengantisipasi peristiwa tersebut, bukan hanya para siswa saja yang harus memiliki kemampuan mengisi masa waktu liburan sekolah. Sama pula bagi para pedagang di sekolah harus mampu mengisi liburan dengan cara lain untuk tetap mendapatkan rezeki nafkah bagi keluarganya.

Kebahagian keluarga sangat terasa manakala di syukuri dan juga di nikmati, bukan hanya berkumpul semata sambil canda tawa dan senda gurau dalam ruang tengah rumah kita. Bersua keluarga menjadi tanda dan cerita tersendiri, ada hal yang menarik pengalaman liburan semester ganjil tahun ini. Salah satu dari anak yang baru mencicipi bangku kuliah di kota Bakpia , terlihat semangat dan antusias terlihat dalam raut wajah yang masih belia. Setiap di tanya hal ihwal studinya selalu merespon dan menjawab, katanya betah dan suka belajarnya. Bahkan awalnya tidak akan pulang masa liburan ini, karena ada acara kemahasiswaan Gama Bandung, akhirnya harus pulang. Sejak kedatangannya, di sela-sela waktu senggang selalu menyempatkan bertanya hal ihwal disiplin ilmu yang di pilihnya, katanya dia saat ini sangat menyukai kritisisme. Walaupun baru satu semester satu, terlihat sekali wawasannya cukup menguasai hal ihwal pemikiran beberapa filosof kritisisme, yang menarik setiap tokoh filsafat mengetahui latar historisnya. Cukup hidup dan menyenangkan suasana bincangnya, sekalipun sempat belajar filsafat saat kuliah tingkat sarjana namun tidak banyak mengetahui latar-historis masing-masing tokoh filsafat tertentu.

Tidak tanggung-tanggung, kebetulan bundanya mengampu matakuliah filsafat di kelas program studi psikologi . Pada sesi diskusi materi kuliah, di minta untuk mendampinginya. Tanpa ragu, dengan percaya diri tampil dengan khas seorang mahasiswa dia membantu memberikan penjelasan historis filsafat barat, dan menurut informasi para mahasiswa antusias menyimak dan banyak yang bertanya. Bahkan, di salah satu kelas jam waktu kuliahnya terlewati saking antusias diskusi cukup interaktif, padahal biasanya persentasi materi sebelumnya tidak banyak yang bertanya. Sepertinya menarik, selain karena sama-sama mahasiswa yang usianya kemungkinan sama tidak jauh beda, ada yang paling memantik yaitu penguasaan materinya lebih mumpuni dan juga di dukung sumber-sumber rujukan pustakanya jelas. Untuk ukuran mahasiswa baru masuk, sudah memiliki keberanian dan skill komunikasi dalam interaksi ilmiah di ruang kelas layaknya seorang dosen. 

Kebahagian masa liburan, bagi keluarga yang memiliki anak jauh dari orang tua sangat jarang berkumpul. Selalu di tunggu waktu-waktu liburan panjang, baik liburan dari pesantren (boarding school) atau studi lanjut di perguruan tinggi di luar propinsi domisili. Teringat beberapa pesan yang sering terlontar dari seorang psikolog, Nurlaela Hamidah menyatakan bahwa persoalan intensitas pertemuan orang tua dengan anak itu penting, karena akan memberi sentuhan psikologis rasa nyaman pada anak, karena merasa terlindungi. Namun sangat super penting nilai kualitas pertemuan anak dengan orang tua, baik pertemuan jasadiyah maupun bathiniyah. Indikatornya, kualitas pertemuan anak dengan orang tua terlihat dari cara komunikasi anak denga orang tua lebih komunikatif dan interaktif, serta perangai ahlaknya mengalami dinamika yang mengarah kepada kebaikan. Kebahagian masa liburan menjadi nilai tersendiri bagi keluarga yang jarang berkumpul setiap saat. Wallahu 'alam.

Bandung, Januari 2022