Menurut Zuckerberg, meskipun iPhone telah menjadi produk yang sangat sukses dan mendominasi pasar smartphone, Apple gagal menciptakan terobosan baru setelah kematian Jobs. Ia menyebutkan bahwa inovasi yang dulunya menjadi ciri khas Apple kini terasa stagnan, dengan perusahaan lebih fokus pada pemeliharaan ekosistem yang ada ketimbang menghadirkan produk revolusioner yang bisa mengubah cara orang berinteraksi dengan teknologi.
Zuckerberg juga mengkritik penurunan penjualan iPhone dalam beberapa tahun terakhir, yang menurutnya mencerminkan ketidakmampuan Apple untuk menjaga daya tarik produknya di pasar yang semakin kompetitif. Ia menyoroti bagaimana Apple memonetisasi produknya melalui kebijakan App Store yang membebani pengembang dengan komisi hingga 30%, yang dianggapnya terlalu tinggi dan merugikan inovasi di dunia pengembangan aplikasi.
Selain itu, Zuckerberg menyentuh isu keterbatasan ekosistem Apple, khususnya dalam hal integrasi perangkat. Ia mengungkapkan kekecewaannya terhadap pengalaman pengguna saat mencoba menghubungkan Ray-Ban Meta Smart Glasses dengan iPhone. Sementara Apple dikenal dengan kemampuannya untuk menghadirkan integrasi mulus antar perangkat dalam ekosistemnya, Zuckerberg merasa bahwa Apple membatasi konektivitas dengan perangkat lain, yang membuat pengalaman pengguna menjadi kurang fleksibel.
Pernyataan Zuckerberg ini semakin memperburuk ketegangan antara Meta dan Apple, dua perusahaan teknologi besar yang bersaing di berbagai lini, mulai dari media sosial hingga perangkat keras. Zuckerberg mengungkapkan rasa frustrasinya terhadap sikap Apple yang cenderung mengunci penggunanya dalam ekosistem yang sangat terbatasi, meskipun Meta berusaha membangun ekosistem terbuka dan lebih inklusif.
Pada bagian akhir wawancara, Zuckerberg menekankan pentingnya inovasi di industri teknologi. Ia memperingatkan bahwa perusahaan yang tidak berinovasi dalam waktu lama, seperti yang ia klaim dilakukan oleh Apple, pada akhirnya akan kalah oleh pesaing yang lebih adaptif dan kreatif. Ia menegaskan bahwa teknologi selalu berkembang, dan hanya mereka yang mampu bergerak cepat serta berinovasi yang dapat bertahan di pasar.
Pernyataan ini bukan pertama kalinya Zuckerberg menantang Apple. Sejak lama, Meta telah menjadi rival utama Apple, khususnya setelah Apple memperkenalkan kebijakan privasi yang membatasi kemampuan Meta dalam mengumpulkan data pengguna untuk iklan. Konflik antara kedua raksasa teknologi ini diprediksi akan terus memanas seiring perkembangan pasar dan inovasi yang terus berlangsung.
Zuckerberge's comments now further highlight the growing divide between Meta's vision for the future of technology and Apple's more conservative approach. As both companies push forward into new territories, it remains to be seen how their differing philosophies will shape the tech landscape in the years to come.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar