Oleh : Wargamu.Jabar
PostingMu.com - Menarik dilihat, ternyata rumput tetangga memang “lebih hijau”. Kiranya yang terlihat tampak di permukaan memang seperti itu, memang tidak salah pandangan tersebut secara finansial, organisasi, ketersediaan IT, dan teknologi pembelajaran faktanya memang “lebih Hijau”.
Yang tak kalah hebat lagi, ialah masih ada pimpinan persyarikatan yang hanya berbuat sesuatu seolah-olah ada hal yang semestinya dan “menghukum” dengan celotehan “lihatlah sekolah tetangga” disadari atau tidak mereka lebih hebat. Tapi hanya sebatas celotehan tanpa ada aksi nyata dalam memajukan AUM yang seharusnya menjadi tanggung jawab pimpinan.
Kritik tanpa aksi, pendapat tanpa pendampingan nyata kiranya dengan berat hati itu menjadi sebuah fenomena yang terjadi. Setidaknya ada dua fungsi sekolah di era kontemporer kekinian. Yakni sekolah sebagai layanan publik social dunia pendidikan dan sekolah sebagai bisnis jasa pendidikan.
Dua frase “social” dan “bisnis” aga berdekatan dan sudah untuk dibedakan satu sama lain. Maka mari coba kita telaah lebih rinci lagi, “tetangga” yg lebih hijau itu ada di area mana dan posisinya. Atau timbangannya berat kemana sosial pendidikan atau bisnis jasa pendidikan.
Dari hal tersebut kita dapat menilai dimana posisi semestinya.
Amal usaha muhammadiyah karakter pendidikannya mengedepankan “social welfare” dan memperkuat bisnis untuk “sustainable system” tetap berjalan sesuai kondisi dan situasi. Ini yang mesti difahami oleh pimpinan persyarikatan.
Bukan hanya menjudment, kenapa mesti kalah maju sekolah muhamnmadiyah dari pada sekolah Islam lainnya yang baru berdiri. Sebenarnya bukan itu masalahnya, akan tapi sejauh mana keberpihakan kita sebagai penggerak persyarikatan memajukan sekolah atau amal usaha muhammadiyah yang banyak di rasakan oleh kaum mustad`afin, baik ekonomi maupun sosial kemasyarakatan.
Sekali lagi apa saja masalah yang muncul, katakan tangfgung jawab memajukan sekolah tidak hanya pada kepala sekolah tapi pimpinan persyrikatan memiliki andil dan kontribusi yang besar. Kembali pada karakateristik sekolah Muhammadiyah, bahwa ada fungsi universal yang menjadi nilai manfaat tersendiri, adapun dua fungsi di maksud yaitu “social welfare” dan “bisnis school”.
Fakta hari ini sekolah muhammadiyah di tempati oleh berbagai kalangan peserta didik secara ekonomi berada di kelas menengah ke bawah. Maka otomatis kondisi sarana pembelajaran pun pasti ada di level menengah kebawah.
Stop membandingkan rumput mana yang lebih hijau. Tapi pertanyaannya apa yang sudah kita perbuat untuk memajukan orang-orang dhuafa nan miskin. Berjuta impian, beribu harapan, segudang keinginan akan kehidupan yang lebih baik ada di sekolah Muhammadiyah bagi seorang yang dhuafa yang miskin.
Saatnya mengembalikan spirit al Ma'un pada penyelenggaraan sekolah-sekolah Muhammadiyah. Sekali lagi biarkan guru, kepala sekolah dan jajarannya focus mendidik si miskin menggapai impinanya. Bayar lah keringat mnereka dengan imbalan yang layak dalam mengurus si miskin bersekolah. Pimpinan persyraikatan harus punya road map bagaiman memajukan amal usaha pendidikan yang ada di tingkat daerah-cabang Muhammadiyah.
Mari cara pandang kita harus di ubah, menerima peserta didik dhuafa nan miskin bersekolah di muhammadiyah. Karena hanya di Muhammadiyah inilah harapan mereka di selamatkan. Disekolah Muhammadiyah inilah mereka akan membuka nalar intelektual berfikir, akan membuka kedewasaan bersikap, akan menerima adab dan etika sebagai seorang muslim.
Harus di fahami bersama, mereka penerus bangsa dan persyarikatan yang hidup dan berinteraksi dalam proses pembelajaran di sekolah Muhammadiyah. Bukankah K.H.Dahlan memulai sekolah / madrasah di kauman dari kalangan miskin dulu. Maka realita inilah yang harus kita terima dengan hati terbuka.
Biarlah rumnput tetangga semakin hijau dan mari kitra semai padang tandus menjadi hijau berseri. Itu makna terdalam dari fastabiqul khairat.
Karena karakter kita adalah “Al Maun” genetika itu di turunkan di awal pendirian Muhammadiyah. Stop membandingkan mari kita urus si miskin ini menjadi kader tanggung untuk penyempurna, pelangsung gerak dakwah Amal Makruf Muhammadiyah.
Bandung. Januari 2023
Tidak ada komentar:
Posting Komentar