PostingMu.com - Hampir lebih delapan tahun lamanya mengenal sosok orang tua yang cukup unik, style nya hingga kini tidak berubah walaupun usianya sudah lansia. Namun, style komunikasi dan interaksi dengan berbagai kalangan orang tetap masih sama sejak awal mengenal dekat. Untaian kata dengan khas intonasinya juga tidak berubah, sosok ini memang cukup di kenal di lingkungan aktifis Salman ITB pada tahun 60 an hingga tahun 90 an. Dia alumni seni rupa ITB angkatan '67 jurusan seni murni lukis ada beberapa karyanya nyaris menyerupai karya sang Pamannya, bahkan mungkin seharusnya dia menjadi penerus sang pamannya itu sebagai seorang guru besar seni rupa ITB yang konon kabarnya karya seninya sampai di hargai miliaran rupiah dan profesor tersebut keluarga besar tokoh umat Islam di Jawa Barat, sekaligus pendiri Muhammadiyah di Jawa Barat.
Gaya yang khas dari sosok figur itu, walaupun berlatarbelakang Seniman pada tahun 80 an justru dia melakukan akselerasi di dunia media masa khususnya media elektronik yaitu Radio Siaran. Pada tahun ahir tahun 65-an sosok ini perintis berdirinya radio-radio siaran swasta di jabar, bahkan di Indonesia. Di antara radio-radio yang di dirikannya di Bandung yaitu KLCBS, Antassalam, di Kota Garut Antares dan Radio Nusantara, Radio MQ , dan yang lainnya masih banyak termasuk dia menjadi salah seorang pegiat dan tokoh organisasi Persatuan Radio Swasta Nasional Indonesia.
Dari sekian pengalamannya yang pernah di alami, dia pernah bercerita tentang proses bagaimana cara pendirian radio KLCBS di frequency FM pertama di Indonesia yaitu dengan cara melakukan komunikasi langsung menghadap kepada Bpk Ali Murtopo yang kala itu selaku Menteri Penerangan RI orang yang cukup di segani di negeri ini dikala itu dan konon katanya pernah di sumpah untuk siaran yang bagus dan profesional dg peralatan yg prima buatan luar negeri.
Seharusnya dia menjadi seniman, selain keilmuan yang di miliki juga melanjutkan seniman muslim yang berkarakter, namun entah apa yang mendorong kuat menjadi praktisi media elektronik radio hingga menguasai berbagai instrumen media dan dunia broadcasting pada masanya, termasuk sang pendongeng Jawa Barat yang melegenda tidak lepas dari tangan kreatifnya dia melakukan coaching menaikan rating siaran dan keahlian mendongeng sehingga banyak warga Jawa Barat tergila-gila dengan pendongeng tersebut, seperti Bah Anom dan lain2. Pada tahun 90- an siaran dongeng kala itu menjadi siaran sore hari paling banyak di minati, apalagi di kampung-kampung pelosok desa. Penggemar dongeng di Radio sangat luar luar biasa.
Tidak berhenti dunia broadcasting, sosok ini cukup terkenal di dunia aktifis organisasi pelajar dan kepemudaan, dia seorang aktifis Pelajar Islam Indoensia ( PII) dan juga di usia yang dewasa menjadi aktifis persyarikatan Muhammadiyah di Jawa Barat. Keunikan yang cukup di kenal, walaupun dia terbilang keturunan keluarga terdidik dan ningrat, gaya komunikasinya tidak jauh dari bahasa orang pinggiran, bahasa kasar Sia, Aing, Maneh, jeung Goblog sering muncul dalam obrolan ringan, apalagi kala ada obrolan yang menekankan pada sesuatu yang tidak di fahami lawan bicaranya kadang muncul 'Anjing" . Kata-kata itu kita semua sering mendengar di pinggiran jalan dan terminal di wilayah Jawa Barat, itu khas bahasa Sunda. Namun, karena ini di ungkapkan di forum-forum cukup resmi kadang bagi seseorang yang tidak biasa membuat kaget, sementara bagi yang faham dan mengerti pada orangnya tidak kaget karena itu bagian style yang khas.
Keunikan yang lain, selain bumbu bahasa Sunda kasar dalam pembicaraan formal dan non formal, gaya rambut yang panjang dan di ikat hingga saat ini masih bertahan. Di kalangan pejabat dan tokoh agama, style itu sangat mencolok sekali, tidak sedikit mungkin mencibir dan nyinyir, sangat memungkinkan menjustifikasi orang tidak tau diri, atau orang gila yang tidak tau sopan santun. Di balik keunikannya yang ada, cara berpikirnya sangat dinamis, rasional dan objektif, hingga usianya sudah lanjut menjelang 80 tahun. Dan lebih hebatnya lagi, sifat dan karakter yang terbuka dan selalu membantu kemajuan dunia pendidikan tidak pernah berhenti, termasuk di antara salah satu pimpinan pendiri kunci berdirinya Universitas Muhammadiyah Bandung sekalipun usianya sudah renta. Terima kasih Pak Haji Munawir Rifadhi (Kang Ridi). Amal-mu kelak akan menghisab-mu.
Bandung, Juni 2022
Oleh: Ace Somantri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar