Dari apa yg Saya baca, si Bapak sudah mengikuti Baim dari rumah sakit sampai ke rumah Baim. Baim pun merasa tidak nyaman dan merasa diintimidasi lalu berujung dengan dipermalukannya si Bapak.
Dibentak dan dihina di depan banyak orang termasuk awak kamera Baim.
Saya rasa itu karna Baim tidak pernah menjadi orang miskin. Tidak pernah ada di posisi si Bapak yg Saya yakin sudah sangat desperate makanya sampai ngejar² Baim sebab pasti dia butuh uang tersebut. Dan ternyata benar, si Bapak butuh pengobatan untuk biaya kakinya yg sakit dan juga untuk keluarganya.
Bapak ini juga (mungkin) salah, karna "memaksa" dan membuat Baim tak nyaman dengan menguntitnya sampai berkilo-kilo meter. Tapi itu karna si Bapak kenal dan ingat bahwa personal branding Baim itu sering berbagi. Justru, hal-hal macam ini lah yg menjadi "tentamen" untuk pegiat sosial macam Baim. Apakah mereka ikhlas dan benar-benar tulus berderma, atau hanya untuk reputasi, nama dan harta saja.
Tapi apapun alasan si Bapak, apa yg dilakukan si Baim jauh lebih salah, kurang ajar, dan jahat. Apalagi kepada seorang sepuh yg harusnya dihormati.
Si Baim mengupload video si Bapak setelah mempermalukan dan merendahkannya macam binatang seperti itu tanpa izin si Bapak dan sama sekali tidak menyensor wajahnya. Baim juga menyakiti perasaan Bapak tersebut karna bukan hanya tidak memberi, tapi dengan bangganya dia ngasih duit ke beberapa gojek di depan rumahnya hanya untuk semakin menyakiti perasaan si Bapak dengan bilang,
"Makanya kerja. Liat tuh mereka, kerja."
Sedangkan si Bapak jauh lebih membutuhkan uang yg bagi Baim tidak seberapa tersebut.
"Makanya kerja!" Kata Baim. Sebenarnya itu lucu bagi Saya. Karna dia sendiri "kerja" dengan memanfaatkan orang-orang miskin itu.
Kalau Baim mau berkontemplasi, harusnya dia sadar bahwa orang-orang macam si Bapak lah yg membuat Baim ada di posisi sekarang.
Banyak duit, punya rumah bagus, harta melimpah, kendaraan mewah dll.
Tapi giliran dikejar sama orang-orang miskin tersebut malah ngamuk.
Itu namanya efek sebab-akibat. Kausalitas.
Baim sering buat konten berbagi, maka bagi orang lain dia adalah sosok yg senang berbagi. Kalau Baim tidak ingin dipandang sebagai sosok ideal, transendental dan sosialistis ya jangan buat konten macam itu. Apalagi hanya untuk adsense.
Kalau tidak ingin orang² macam si Bapak datang dan berharap Baim membantunya, YA STOP BUAT KONTEN SEPERTI ITU.
Awalnya Saya respect dengan Baim atau influencer semacam dia yg sering membantu orang. Tapi ternyata Saya salah.
Orang-orang macam Baim biasanya memanfaatkan momentum yg ada. Mereka ngasih duit ke orang, untuk dapat duit yg jauh lebih banyak lagi. Sifat aslinya terlihat saat sedang tidak membuat konten.
Dan apa yg Baim lakukan, semakin membuat Saya yakin bahwa kebanyakan selebriti atau influencer itu cuma baik dan dermawan di Televisi atau YouTube. Hanya gimmick. Dia di TV/YouTube adalah polaritas dengan aslinya mereka. Kalau Anda mau tahu bagaimana selebriti yg benar-benar dermawan. Anda tidak akan tahu mereka. Karna sejatinya mereka tidak pernah pamer saat memberi, apalagi dijadikan konten.
YouTubers yg memanfaatkan orang-orang dengan strata sosial di bawah memang sialan. Terutama orang-orang yang oportunis tetapi "licik" macam Baim. Mereka memanfaatkan orang-orang miskin tersebut untuk terkenal dan dapat cuan. Ingat, orang² miskin adalah fondasi orang-orang kaya.
Yang membuat Saya semakin jijik dengan Baim adalah karna dia sama sekali tidak merasa salah dan tidak mau meminta maaf atas apa yg dia lakukan.
Baguslah.
Karna setahu Saya do'a orang yg disakiti hatinya adalah salah satu do'a paling sangkil.
Sekali si Bapak menangis dalam sholatnya, hancurlah karir si Baim. Karna Tuhan bisa memberi, dan mengambil disaat yg bersamaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar